Mengulik Pembangunan Shrimp Estate di Indonesia
Oleh: Kurnia Indah T
Shrimp estate merupakan program KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) yang menjadikan udang sebagai salah satu komoditas unggulan ekspor. Shrimp estate merupakan skema budidaya udang berskala besar dimana proses hulu hingga hilir berada dalam satu kawasan yang dibangun secara modern. Proses produksi di dalam program shrimp estate yaitu memanfaatkan teknologi supaya hasil panen lebih optimal, mencegah penyakit, serta ramah lingkungan yang sesuai dengan konsep budaya terintegrasi. Konsep tersebut diantaranya yaitu pendekatan konsep hulu hingga hilir, korporasi perikanan budidaya berbasis kawasan dan zero waste, hilirisasi produk perikanan budidaya, akuakultur modern 4.0, dan pengolahan kawasan budidaya tambak udang secara terintegrasi. Model budidaya dalam satu kawasan (shrimp estate) dapat dikelola secara modern dan baik. Selain itu, terdapat standar kualitas termasuk kualitas air, instalasi, kualitas kawasan pesisirnya, di depannya (lokasi shrimp estate) harus penuh dengan hutan mangrove agar tidak terjadi abrasi.
Pengadaan skema budidaya udang berskala besar menjadi salah satu program yang dapat mendukung pembangunan yaitu dalam rangka memperbaiki infrastruktur, memperbarui teknologi, dan meningkatkan produksi udang. Selain itu, shrimp estate dapat berperan dalam menjamin ekosistem bisnis yang efisien, keberlanjutan usaha, dan ekosistem perikanan dimana telah menggunakan analisis dan perencanaan bisnis yang matang. Shrimp estate menjadi terobosan model usaha yang dapat ditiru masyarakat yang telah mengelola tambak secara konvensional sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut. Pembangunan shrimp estate sendiri tidak akan merusak lingkungan atau ekosistem laut yang ada karena telah melalui perencanaan yang matang dan terukur.
Program budidaya udang berskala besar berpeluang besar untuk meningkatkan nilai ekspor Indonesia. Pasalnya, pengembangan shrimp estate ini merupakan implementasi dari salah satu program prioritas, yakni pengembangan perikanan budidaya untuk meningkatkan ekspor perikanan. hal tersebut sejalan dengan target peningkatan nilai ekspor udang nasional sebesar 250% pada tahun 2024. Kementrian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa pada tahun 2015-2020 Indonesia berkontribusi terhadap pemenuhan pasar udang sedunia sebesar 6,9%. Pada tahun 2019, Indonesia berada di urutan kelima eksportir udang dunia dan pada tahun 2020 total volumen udang Indonesia di pasar dunia sebesar 7,15%. Menurut Menteri KKP, apabila model shrimp estate berhasil maka dapat dikembangkan di wilayah yang lain dengan menggunakan model yang sama dengan pengembangan potensi budidaya di masing-masing wilayah. Salah satu wilayah yang memiliki potensi dalam pengembangan shrimp estate yaitu Kebumen, Jawa Tengah. Wilayah Kebumen berpotensi untuk pengembangan budidaya udang vaname melalui skema kawasan budidaya tambak udang terintegrasi sehingga ditargetkan menjadi pelopor budidaya udang yang modern di Indonesia dengan hasil produktivitas dan kualitas yang tinggi.
Konsep penerapan shrimp estate yang akan dilaksanakan oleh pemerintah yaitu pengelolaan udang dari hulu hingga hilir yang dilaksanakan di satu wilayah. Dalam melakukan proses produksi udang akan didukung teknologi agar hasil panennya lebih optimal. Selain itu, pelaksanaan shrimp estate dilakukan secara terintegrasi dengan pendekatan konsep hulu-hilir, korporasi perikanan budidaya berbasis kawasan zerowaste, serta hilirisasi produk perikanan budidaya. Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama pemerintah Kabupaten Kebumen menyiapkan pembanguan shrimp estate dengan menyediakan biaya sebesar 250 miliar rupiah yang berasal daari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penebaran benih perdana direncanakan akan dilakukan pada akhir tahun 2022, setelah pembangunan fisik yang diperkirakan memakan waktu 10 bulan. Shrimp estate dibangun pada lahan seluas 100 hektar di kawasan kecamatan Klirong. Pembangunan shrimp estate ini melibatkan 1000 Sumber Daya Manusia (SDM) lokal di Kebumen, dimana sebanyak 180 orang akan terlibat langsung dan 724 orang tenaga kerja tak langsung. Diliput dari Liputan6.com, akan ada keterlibatan SDM dari luar masyarakat kebumen untuk hal-hal yang sangat teknis atau lainnya yang tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat lokal.
Lokasi pembangunan shrimp estate dipilih dengan memperhatikan kemudahan teknis yaitu finansial yang layak dan meminimalisir risiko lain. Pesyaratan lokasi yang akan digunakan untuk pembangunan shrimp estate yaitu harus tersedia sumber air yang memadai agar kuantitas dan kualitas air dapat terjaga dengan baik. Kualitas air dan tanah juga harus memenuhi syarat yaitu tanah yang terletak di daerah pantai dengan struktur liat atau liat berpasir harus mudah dipadatkan agar tanah mampu menahan air dan tidak mudah pecah. Selain itu, lokasi pembangunan shrimp estate sebisa mungkin terhindar dari banjir rutin. Lokasi pembangunan shrimp estate juga harus terhindar dari limbah pencemaran, tersedia sarana transportasi dan komunikasi untuk memudahkan dalam melakukan pengiriman ataupun pembelian. Dari syarat-syarat yang telah disebutkan, maka disarankan lokasi shrimp estate dibangun di belakang zona penyangga seperti hutan baku dengan lebar minimal 200 meter dari bibir pantai. Hal tersebut bertujuan untuk melindungi tambak dari erosi, abrasi, dan tiupan angin kencang yang akan mengganggu fasilitas pendukung tambak.
Sistem budidaya udang secara intensif yaitu dengan menerapkan sistem bioflok. Sistem bioflok merupakan proses dari nitrifikasi yang dapat dengan mudah melakukan pengurasan atau pergantian air. Metode bioflok adalah salah satu metode alternatif dalam menyelesaikan masalah kualitas air buang dalam budidaya (Yuniati et al., 2019). Bioflok berasal dari kata bios yang artinya kehidupan dan flock yang bermakna gumpalan, sehingga bioflok adalah kumpulan dari berbagai jenis organisme seperti jamur, bakteri, algae, protozoa, cacing, dan lain lain, yang tergabung dalam gumpalan. Teknologi bioflok atau lumpur aktif merupakan adopsi dari teknologi pengolahan biologis air limbah lumpur aktif dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme untuk meningkatkan carbon dan nitrogen (Suprapto, 2013). Mikroorganisme yang dilibatkan dalam sistem bioflok adalah bakteri dimana salah satu bakteri yang ada dalam metode bioflok adalah jenis Bacillus (Aiyushirota, 2009). Menurut Avnimelech (1999), penambahan materi karbon bakteri heteretof dapat mengubah nitrogen anorganik yang berasal dari feses dan pakan menjadi protein sel tunggal sehingga dapat dimanfaatkan menjadi sumber pakan bagi ikan. Kelebihan dari budidaya udang menggunakan teknologi bioflok ialah lebih sehat dan udangnya lebih gurih karena menggunakan mikroorganisme sebagai pakan dari udangnya.
Pembangunan shrimp estate akan menimbulkan dampak positif di masyarakat, salah satunya yaitu adanya lowongan kerja untuk masyarakat lokal dan penggunaan teknologi dalam produksinya. Selain itu, adanya pembangunan shrimp estate juga dapat menjadi pelopor budidaya udang modern di Indonesia dengan hasil produksi yang melimpah dan berkualitas tinggi. Namun, pembangunan shrimp estate juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti limbah yang dihasilkan apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan lingkungan. Dampak terhadap lingkungan yaitu tanah dan perairan bisa menjadi asam dan banyak mengandung bahan organik sehingga dapat mencemari air. Apabila hal tersebut terjadi, maka keberlangsungan lahan bisa tidak tahan lama karena sudah tercemar.
DAFTAR PUSTAKA
Avnimelech. Y., 1999, Carbon/Nitrogen Ratio as A Element In Aquaculture System, Aquaculture 176 : 227-235.
Aiyushirota, (2009), Konsep Budidaya Udang Sistem Bakteri Heterotof dengan Bioflocs. Aiyushirota Indonesia, Biotechnology Consulting and Trading, Bandung.
https://karawangpost.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1422384322/kkp-siap-bangun-shrimp-estate-pertama-di-indonesia (Diakses Pada Tanggal 7 November 2021 Pukul 13.37 WIB)
https://halosemarang.id/bupati-kebumen-pastikan-shrimp-estate-dibangun-awal-2022 (Diakses Pada Tanggal 7 November 2021 Pukul 13.38 WIB)
https://aktual.com/kkp-pemda-bakal-bangun-shrimp-estate-di-aceh-timur/ (Diakses Pada Tanggal 7 November 2021 Pukul 13.45 WIB)
https://mediaindonesia.com/ekonomi/425008/kkp-bangun-shrimp-estate-pertama-di-indonesia (Diakses Pada Tanggal 7 November 2021 Pukul 14.01 WIB)
Suprapto, Samtafsir SL, (2013), . Bioflok-165 Rahasia Sukses Teknologi Budidaya Lele, Depok (ID): AGRO 165.
Yuniati, Diana, S., dan Faridah. 2019. Budidaya Ikan Lele dengan Metode Bioflok Pada Peternak Ikan Lele Konvensional. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 1 (2) : 224-227.