PENGETAHUAN SINGKAT
Sudah tahukah kalian, ada pembungkus produk pangan yang bisa dimakan?
Yap, pembungkus produk pangan yang bisa dimakan dikenal dengan istilah edible film/coating. Perbedaan dari kedua pengemasan ini yaitu coating diaplikasikan dan dibentuk secara langsung di permukaan bahan pangan sedangkan film berbentuk lapisan tipis yang diaplikasikan setelah sebelumnya dicetak dalam bentuk lembaran.
Edible film adalah lapisan tipis memiliki fungsi sebagai pengemas atau pelapis makanan yang dapat dimakan bersama dengan produk yang dikemas. Digunakan juga sebagai pelapis permukaan komponen makanan yang berfungsi untuk menghambat migrasi kelembaban, oksigen, karbondioksidam aroma, dan lipid. Komponen dasar penyusun edible film yaitu Hidrokoloid (protein, polisakarida, alginat), lipid (asam lemak, asil gliserol, wax), dan komposit (campuran hidrokoloid dan lipid). Ketiga polimer tersebut mempunyai sifat termoplastik, sehingga mempunyai potensi untuk dibentuk atau dicetak sebagai film kemasan. Keunggulan polimer ini adalah bahannya yang berasal dari sumber yang terbarukan (renewable) dan dapat dihancurkan secara alami (biodegradable).
Keuntungan dari penggunaan edible film ini antara lain dapat melindungi produk, mempertahankan kenampakan asli produk, serta aman bagi lingkungan karena mampu terdegradasi secara biologi.
Bahan Pembuatan Edible Film
Bahan baku yang dapat digunakan diantaranya yaitu Pati. Pati memiliki karakteristik fisik yang mirip dengan plastik, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Pati dengan kadar amilosa yang tinggi menghasilkan edible film yang lentur dan kuat. Hal itu disebabkan oleh stuktur amilosa yang memungkinkan pembentukan ikatan hidrogen antar molekul glukosa penyusunnya dan selama pemanasan mampu membentuk jaringan tiga dimensi yang dapat merangkap air sehingga menghasilkan gel yang kuat.
Cara Pembuatan Edible Film:
- Melarutkan pati dengan plasticizerdalam aquades. Konsentrasi pati yang digunakan 8% b/v untuk volume total 100 ml, sementara konsentrasi plasticizer gliserol dan sorbitol masing-masing 2% v/b pati.
- Setelah dicampur, larutan tersebut dipanaskan di atas waterbathsambil diaduk sampai terjadi gelatinisasi.
- Larutan yang telah menjadi gel tersebut kemudian diangkat dan dicetak menggunakan plat kaca berukuran 20 cm x 10 cm x 0,2 cm.
- Selanjutnya, plat kaca dikeringkan di dalam oven pada suhu 50 oC selama 4 jam.
- Lakukan analisis sifat fisik edible film yang telah dihasilkan antara lain ketebalan, pemanjangan (elongasi), kekuatan peregangan (tensile strength), serta tingkat kecerahan warna.
- Terakhir, diamati ada tidaknya penambahan gugus fungsi akibat interaksi pati dengan plasticizer melalui pengamatan terhadap spektrum Infra Red (IR) menggunakan spektrofotometer Fourier Transform Infra Red (FTIR).
Contoh penggunaan edible film
- Edible film permen
- Pembungkus sosis
- Pembungkus buah
- Pembungkus sup kering
Bagaimana Tertarik untuk mencobanya?
Daftar Pustaka
Hijriawati, M. dan E. Febrina. 2016. Edible Film Antimikroba. Jurnal Suplemen 14(1): 8-16.
Jacoeb, A. M., R. Nugraha, dan S. P. S. D. Utari. 2014. Pembuatan Edible Film Dari Pati Buah Lindur Dengan Penambahan Gliserol Dan Karaginan. Jurnal JPHPI 17(1): 14-21.
Winarti, C., Miskiyah, dan Widaningrum . 2012. Teknologi produksi dan aplikasi pengemas edible antimikroba berbasis pati. Jurnal Litbang Pertanian 31(3): 85-93.
Yulifianti, Rahmi. 2016. Pemanfaatan Pati Umbi-umbian Sebagai Bahan Pembuatan Edible Film. < https://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/infotek/pemanfaatan-pati-umbi-umbian-sebagai-bahan-pembuat-edible-film/ >.
Sumber gambar :
balitkabi.litbang.pertanian.go.id
Id.wikihow.com
Indonesia.alibaba.com
Sittirasuna.com