
Asal Usul Beras Shirataki dan Manfaat Mengkonsumsinya
Oleh: Rizqi R
Beras shirataki menjadi tren sebagai pengganti beras padi beberapa waktu lalu di kalangan penggiat diet sehat hampir di seluruh media sosial. Beras shirataki sendiri merupakan olahan dari tepung konjac yang berasal dari spesies Amorphophallus sp. atau dikenal dengan nama iles-iles di Indonesia, suweg di Jawa, acung di Sunda dan kruwu di Madura (Sugiyama dan Edi, 2015). Beras shirataki yang umumnya beredar di pasaran merupakan produk impor yang berasal dari negara asal inovasi nasi konjac ini, yaitu Jepang.
Komponen penting yang ada pada tanaman iles-iles yang diolah adalah glukomanan yang berasal dari umbi iles-iles. Glukomanan merupakan senyawa polisakarida dari jenis hemiselulosa dan diolah baik dalam industri pangan, kosmetik dan bioetinol. Glukomanan dapat menyerap air yang beratnya 200 kali lebih berat dari beratnya dan membentuk gel sehingga glukomanan sering digunakan sebagai pengental, pembentu gel, pengemulsi dan penstabil (Brown, 2000). Iles-iles yang mengandung glukomanan diolah menjadi tepung konjac dan dibuat menjadi beras shirataki dan mie shirataki yang jauh lebih sehat karena tidak mengandung karbohidrat berlebih dan gluten serta menyediakan beberapa nutrisi bagi tubuh (Supriati, 2016). Rasanya yang netral membuat konjac glukomanan lebih cocok diolah menjadi nasi shirataki dan mi shirataki yang dimakan dengan makanan pendamping sehingga cocok mengganti peran nasi pada umumnya.
Kebanyakan orang memilih untuk mengkonsumsi tepung konjac karena sifatnya yang dapat menyerap air sehingga menghambat beberapa cairan yang berdampak buruk bagi tubuh seperti menghambat penyerapan kolesterol dalam darah dan menghambat penyerapan cairan empedu di usus (Shimizu et.al., 1991). Adapun alasan lain yang menjadi alasan kamu harus mencoba menkonsumsi beras shirataki diantaranya adalah
- Menurunkan kadar glukosa darah (Vuksan et.al., 2001; Supriati, 2016)
- Menghambat dan mencegah kanker (Luo, 1992; Supriati, 2016)
- Mengatasi sembelit karena tinggi serat (Staiano, 2000; Supriati, 2016)
- Menurunkan kolesterol
- Menurunkan lipida darah
Referensi
Supriati, Y. 2016. Keanekaragaman Iles-Iles (Amorphophallus spp.) dan Potensinya untuk Industri Pangan Fungsional, Kosmetik dan Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian 35(2): 69-80.
Sugiyama, N. and S. Edi. 2015. Edible Amorphophallus in Indonesia. Potential crops in agroforestry. http://www.gmup.ugm.ac.id/en/ product/teknologi-pertanian/edible-amorphophallus-inindonesia
Shimizu, H., M. Yamauchi, T. Kuramoto, N. Kubota, M. Matsuda and T. Hoshita. 1991. Effects of dietary konjac mannan on serum and liver cholesterol levels and biliary bile acid composition in hamsters. J. Pharmacobiodyn. 14(7): 371-375. http://www.konjacfoods.com/med40.htm
Sumber gambar
Halodoc.com
Supriati, Y. 2016. Keanekaragaman Iles-Iles (Amorphophallus spp.) dan Potensinya untuk Industri Pangan Fungsional, Kosmetik dan Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian 35(2): 69-80.