Greenhouse adalah bangunan yang dirancang untuk melindungi tanaman dari lingkungan yang ekstrim saat musim dingin atau panas. Menurut Britannica (2019) pada abad ke-17, greenhouse terbuat dari batu bata atau kayu biasa dengan proporsi ruang jendela tertentu dan beberapa alat pemanas konvensional. Karena harga kaca menjadi lebih murah dan telah tersedia alat pemanasan yang lebih canggih, greenhouse secara bertahap berkembang menjadi terbuat dengan bahan atap dan dinding kaca dengan rangka kayu atau logam. Pada pertengahan abad ke-19, greenhouse telah berubah fungsi dari bangunan untuk melindungi tanaman dari cuaca ekstrim menjadi bangunan yang memiliki lingkungan terkendali yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.
Gambar Greenhouse. Sumber : Freepik.com
Dalam bidang pertanian, bangunan ini telah terbukti memberikan banyak manfaat, antara lain meningkatkan produksi 5 sampai 15 kali lipat atau lebih. Menanam di dalam greenhouse yang sudah memiliki pengaturan iklim mikro menyebabkan petani dapat mengatur iklim mikro sesuai dengan kebutuhan tanaman. Hal ini pasti akan mengguntungkan bagi suatu budidaya karena salah satu keberhasilan budidaya tanaman adalah iklim yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman (Jatinika, 2010). Manfaat lain greenhouse yaitu menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman, mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada saat terik, mengurangi tingkat serangan OPT dan fotosintesis dapat berlangsung sempurna.
Gambar 2. Budidaya tanaman di dalam greenhouse.
Photo by John Lambeth from Pexels
Penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman memang memiliki banyak manfaat dan kelebihan. Namun, jika kita ingin membangun greenhouse maka kita perlu memilih jenis dan tipe greenhouse mana yang sesuai dengan kebutuhan kita. Menurut Faizal (2019) terhadap beberapa jenis greenhouse dan tipe greenhouse
Jenis Greenhouse
Jenis greenhouse dibedakan berdasarkan material dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai greenhouse. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya tetapi umur greenhouse akan lebih lama.
- Greenhouse Bambu
Greenhouse jenis ini umumnya dipakai sebagai greenhouse produksi. Greenhouse ini secara umum adalah jenis greenhouse yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Greenhouse bambu ini menjadi pilihan dengan biaya menengah kebawah dengan berbagai material yang digunakan bisa dibilang ramah di kantong atau bahkan dapat ditemui di lingkungan sekitar tempat tinggal. Kelemahan dari greenhouse ini adalah umurnya yang relatif pendek dan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah biaya, maka greenhouse bambu atapnya terbatas menggunakan plastik UV.
- Greenhouse Kayu
Jenis greenhouse memiliki kualitas yang lebih baik dari greenhouse bambu. Kayu yang digunakan sebagai material adalah jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Jika diibandingkan dengan greenhouse bambu umur pakai greenhouse kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik. Beberapa jenis greenhouse kayu, bagian dinding bawah dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis greenhouse ini bahan atapnya cukup lebih bervariasi yaitu dengan plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
- Greenhouse Besi
Jika membicarakan segi umur pakai dan kualitas, maka yang terbaik adalah greenhouse besi, terlebih besi yang telah diberi perlakuan “hot dipped galvanis”. Struktur yang kuat dan kompleks akan mengurangi frekuensi perawatan, walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal. Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan mikrokontrol pengatur dan pembaca kondisi lingkungan dapat dipasangkan, sehingga dapat digunakan secara optimal.
Tipe Greenhouse
- Tipe Tunnel
Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk lengkung sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah memegang bangunan lebih kuat. Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya sistem ventilasi. Pada daerah tropis dibutuhkan exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan udara dan menurunkan suhu di dalam greenhouse.
Gambar 3. Greenhouse tipe Tunnel. Sumber : Asthor.com
- Tipe Piggy back
Tipe ini termasuk tropical greenhouse. Keunggulan tipe ini memiliki ventilasi udara yang baik. Sehingga memberikan lingkungan mikroklimat yang optimal bagi pertrumbuhan tanaman. Banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini. Tipe ini kurang disarankan pada daerah dengan tiupan angin yang kuat, karena struktur greenhouse rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi biaya greeenhouse type ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena dengan material struktur lebih banyak.
Gambar Greenhouse Tipe Piggy back. Sumber : haggardstownng.ie
- Tipe Campuran (Single span dan Multispan)
Tipe ini adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe greenhouse ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal. Kelebihan lainnya adalah beberapa unit greenhouse (Single Span) dapat disatukan menjadi satu blok greenhouse besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada tipe tunnel. Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan greenhouse luas, maka type multispan adalah type yang paling sesuai.
Penggunaan greenhouse dalam menciptakan iklim mikro yang kondusif dapat dilakukan dengan menentukan bahan penutup greenhouse yang sesuai. Penggunaan bahan penutup greenhouse harus dengan pertimbangan karakter fisik, termal, optik, serta harga bahan penutup. Menurut Nafila et al., (2018) bahan penutup greenhouse harus dapat meneruskan sinar tampak sebanyak mungkin agar proses fotosintesis dapat berjalan optimal. Bahan penutup tersebut diantaranya dapat berupa kaca, PE (polyethylene), dan PVC (polyvinylchloride). Setiap bahan penutup greenhouse memiliki karakteristik masing-masing.
Bahan penutup kaca memiliki daya tembus PAR 71-92% dengan umur pakai selama 25 tahun. Kaca tergolong bahan yang cukup baik dengan kekuatan beragam diantaranya yaitu single strength dan double strength. Pada umumnya jenis kaca yang digunakan yaitu soda lima silica dengan spesifikasinya transparan, flat glossy surface, fire finished, dan datar. Kelemahan dari penggunaan bahan kaca yaitu biayanya yang lebih mahal dibandingkan dengan bahan lainnya. Bahan penutup lainnya yaitu dapat menggunakan PE atau polyethylene. PE memiliki karakteristik fleksibel, ringan, dan memiliki daya tembus atau transmisivitas PAR sebesar 85-87%. Kelemahan dari bahan PE ini adalah umur pakai yang cukup singkat hanya 2 sampai 4 tahun. Selain PE, bahan penutup greenhouse yang fleksibel dan mudah dipasang yaitu PVC atau polyvinylchloride. PVC memiliki transmisivitas PAR yang besarnya sama dengan bahan kaca. Selain bahan penutup dari plastik film seperti PE dan PVC, terdapat bahan penutup dari plastik yang sifatnya kaku seperti corrugated fiberglass, acrylic, dan polycarbonate.
Corrugated fiberglass memiliki sifat yang kuat, mudah digunakan, dan biayanya tergolong murah. Bahan ini memiliki umur pakai sekitar 7-15 tahun. Kelemahan dari bahan ini yaitu mudah dipengaruhi oleh sinar UV, debu, dan polutan, serta penggunaan yang sudah lama akan mengalami perubahan warna menjadi kekuningan dan mudah terbakar. Bahan lainnya yaitu acrylic yang memiliki sifat ringan, murah, mudah digunakan, dan tahan terhadap sinar UV dan cuaca. Transmisisvitas PAR acrylic sebesar 83% dengan penggunaan dua lapis sedangkan pada penggunaan satu lapis sebesar 93%. Umur pakai bahan ini sekitar 20 tahun. Kelemahan dari acrylic yaitu mudah tergores dan mudah mengembang sehingga mudah rapu dan terbakar. Sedangkan bahan polycarbonate bersifat ringan, mudah digunakan, tahan tekanan, dan tahan terhadap sinar UV. Transmisisvitas PAR polycarbonate pada penggunaan satu lapis sebesar 87% dan pada penggunaan dua lapis sebesar 79%. Umur pakai PC sekita 5- 10 tahun. Kelemahan dari bahan ini yaitu mudah tergores, kurang tahan ketika terdapat perubahan cuaca tetapi dapat diatasi dengan cara pada permukaan luar PC diberi lapisan acrylic.
Kontruksi bangunan greenhouse dibuat dari bagian-bagian struktur yang saling menopang antara satu dengan yang lainnya sehingga akan memberikan kekuatan dan kekauan pada bangunan. Dalam menentukan pembangunan greenhouse dibutuhkan kondisi iklim mikro yang sesuai dengan syarat tumbuh optimal bagi budidaya tanaman. Kondisi lingkungan di sekitar greenhouse akan memengaruhi kondisi di dalam bangunan. Dalam pembangunan greenhouse diperlukan unsur-unsur lokasi seperti luas areal, topografi, iklim, ketersediaan air, dan arah. Luas areal yang akan digunakan untuk pembangunan greenhouse diperkirakan seberapa besar penggunaannya dan bangunan penunjang greenhouse seperti misalnya jalan menuju greenhouse, gudang, dan bangunan lainnya. Lahan pembangunan greenhouse sebaiknya berada di lokasi yang datar dan memiliki drainase yang baik. pembangunan greenhouse juga perlu memerhatikan tanaman yang akan dilakukan budidaya sehingga dapat menentukan iklim yang tepat bagi pertumbuhan tanaman tersebut. Selain itu, dalam mendukung pertumbuhan tanaman diperhatikan pula ketersediaan air, kualitas air dan arah penerimaan cahaya sehingga unsur-unsur yang mendukung proses pertumbuhan dapat terpenuhi.
Daftar Pustaka
Faizal,M. 2019. Metode dalam membangun greenhouse. https://kmc.tp.ugm.ac.id/kms/metode-dalam-membangun-greenhouse/ Diakses tanggal 23 Desember 2020
Jatinika,A. 2010. Mengenail Green House. <http://www.bbpp lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/524-mengenal green-house> Diakes tanggal 23 Desember 2020
Nafila, A., D. Prijatna, T. Herwanto, dan Handarto. 2018. Analisis struktur dan fungsional greenhouse (Studi kasus kebun percobaan dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran). Jurnal Teknotan 12(1): 36-49.
The Editors of Encyclopaedia Britannica. 2019. Greenhouse. <https://www.britannica.com/topic/greenhouse> Diakses tanggal 23 Desember 2020.
Freepik.com
Disusun oleh : Ana Rizkita, Anila Indrianti A, Muhammad Nanang K, Nurul Pratiwi (Departemen Penelitian).