Klinik Eksternal Klinik Agromina Bahari (KAB) 2020.
Diskusi dan Kajian Online : Kondisi Pertanian Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19
Tangguhkah Pertanian Indonesia dalam Menghadapi Covid-19?
Oleh
Yuni Apriliani
Sabtu, 25 April 2020 telah berlangsung diskusi dan kajian online klinik eksternal KAB dengan tema kondisi pertanian Indonesia di tengah pandemi covid-19 bersama narasumber yang begitu luar biasa yaitu Subejo, S.P.,M.Sc., Ph.D. (Dosen Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM). Kajian eksternal tersebut dilaksanakan secara daring via google meet. Moderator dalam kajian ini adalah saudari Adinda Fitri Salsabila, kepala departemen keilmuan KAB kabinet Samudera Ilmu. Topik bahasan pada kajian kali ini cukup menarik sebab berbicara tentang kondisi pertanian Indonesia di tengah pandemi covid-19 berarti membahas ketahanan pangan negeri ini.
Covid-19 telah masuk ke Indonesia sejak Maret lalu. Berbagai tindakan dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait demi menenangkan masyarakat dan menekan kejadian infeksi covid-19. Banyaknya realokasi dana dan kebijakan baru yang diambil, membuat negara dengan 34 provinsi ini seolah kalang kabut untuk menghadapi dampak ke berbagai sektor strategis negara. Salah satu sektor penting yang terdampak adalah pertanian. Sebagai penyedia pangan, tentu pertanian memiliki peran penting didalam penanganan covid-19. Tetapi , dengan adanya covid-19 beresiko menurunkan produktivitas pertanian sehingga prediksi akan kelangkaan pangan mungkin saja bisa terjadi.
Pak Subejo menjelaskan bahwa masalah pangan di Indonesia adalah masalah sedari dulu sebelum covid-19 menyerang. Namun dengan adanya wabah ini, semakin berdampak pada sektor pertanian yang berujung pada ketahanan pangan nasional. “ bergantung pada impor akan membebani keuangan negara dan belum tentu disaat seperti ini, negara eksportir juga mampu menyuplai kebutuhan bahan pangan ke Indonesia sebab, mereka juga terdampak covid19” tutur pak Subejo dalam diskusi ini. Beliau juga mengatakan bahwa harusnya yang sekarang bisa dilakukan adalah fokus pada produksi sendiri dengan berbagai usaha mempertahankan petani tetap semangat menanam tapi juga mematuhi protokol kesehatan yang ada.
Usaha-usaha tersebut antara lain dengan memberikan insentif kepada petani bisa berupa subsidi input dan pembebasan/keringanan pajak lahan bagi petani-petani kecil. Tak hanya itu, kompensasi terhadap harga-harga produk pertanian juga perlu diperhatikan sebab kasus yang sering terjadi adalah harga beli di petani jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga ditingkat konsumen. Kegiatan pertanian padat karya juga menjadi pro dan kontra karena padat karya disini bertujuan untuk tetap mempekerjakan para buruh tani yang butuh uang untuk kehidupanya, namun disisi lain, kerumunan orang-orang yang bekerja bahkan tanpa dilengkapi APD ini beresiko besar terhadap penularan covid-19. Perlu adanya rencana jangka pendek dan menengah untuk mengantisipasi kelangkaan pangan akibat goyahnya sektor pertanian ditengah pandemi covid-19. Walaupun pemerintah sudah mengeluarkan beberapa kebijakan terkait sektor pertanian di saat wabah covid-19 berlangsung, tetapi perlu adanya upaya bersama untuk peduli dan mengimplementasikan solusi yang mungkin dilakukan ditengah badai covid-19 ini.
Diskusi ini dibuka untuk umum dan tercatat 103 nama peserta yang terekap oleh panitia penyelenggara dengan puncak jumlah sebanyak 77 peserta saat diskusi berlangsung. Menariknya, klinik eksternal ini dihadiri pula oleh Asisten Deputi Agribisnis Kemenko Perekonomian RI, Ibu Yuli Sri Wilanti yang juga ikut sharing pada sesi diskusi. Tak hanya itu, antusias para alumni Fakultas pertanian UGM dan mahasiswanya juga turut meramaikan klinik eksternal pada kesempatan kali ini. Berbagai pertanyaan kritis juga muncul, tapi sayangnya tidak semua bisa terjawab karena keterbatasan waktu. terlepas dari itu semua, klinik eksternal ini masih perlu banyak perbaikan sehingga pelaksanaan berikutnya akan lebih baik lagi.
Author : Team KAB
#Press Realease KAB
#Klinik Eksternal